Senin, 14 Mei 2012

Skenario Tim SAR Atasi Medan Terjal Gunung Salak

Skenario SAR Atasi Medan Terjal Gunung Salak

VIVAnews - Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, mengatakan tim evakuasi korban Sukhoi Superjet-100 menghadapi medan sulit Gunung Salak. Tebing terjal harus dituruni untuk mencapai lokasi kecelakaan.

"Tebing curam sekali dengan kemiringan 85 derajat," kata Daryatmo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat 11 Mei 2012.

Menurut Daryatmo, untuk menakhlukkan medan terjal itu, tim evakuasi telah menyiapkan sejumlah strategi. Skenario pertama, tim evakuasi akan menuruni tebing dengan menggunakan heli.
Sejumlah helikopter disiapkan untuk skenario evakuasi udara. Dua helikopter dari Halim Perdanakusuma, dua dari Atang Sanjaya dua heli, dan dua lagi dari Sentul. "Ada enam heli yang dikerahkan," kata Daryatmo.

Namun, jika skenario pertama tidak bisa, maka skenario kedua tim akan turun dengan menggunakan tali. "Secepatnya kita sampai ke lokasi, kita siapkan helipad di situ kalau memang ini terpaksa," kata Daryatmo.

Dia menambahkan, penurunan tim dengan menggunakan tali itu juga tergantung kondisi cuaca di Gunung Salak. "Kalau cuaca jelek sekali, kita berharap pada tim yang bergerak dari jalur darat," ujar Daryatmo.

Burung besi buatan Rusia itu hilang kontak pada Rabu 9 Mei 2012 saat melakukan joy flight. Kontak terakhir dengan menara kontrol terjadi pada 14.33 WIB. Saat itu pilot meminta izin untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki.

Namun, nahas. pesawat berisi 45 orang itu menabrak tebing di Puncak Gunung Salak I yang memiliki ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut atau sekitar 7.253 kaki. Pesawat itu terhempas pada ketinggian 5.800 kaki.




1 komentar:

  1. Atas jatuhnya pesawat jenis SUKHOI, Saya turut berduka cita, Semoga keluarga mereka diberi ketabahan dan kekuatan untuk menghadapinya.

    Semoga para korban SUKHOI diterima di sisi-NYA. AMIENNNN

    BalasHapus